Maret 2020 menjadi awal dari suatu masa yang umurnya
hampir 2 tahun. Banyak orang yang terdampak, di segala sendi kehidupan, di
banyak wilayah Indonesia. Banyak bidang yang mau tidak mau harus menyesuaikan
diri, apalagi bidang yang memfasilitasi orang-orang untuk berkumpul.
Memfasilitasi salah satu kebutuhan paling dasar manusia, berkumpul dengan
manusia lainnya.
Kita dipaksa, untuk sementara waktu, membuat jarak
satu sama lain. Tidak ada yang boleh bertemu tatap muka. Yang ternyata setelah
dua tahun menjadi hal yang paling dirindukan. Mall ditutup, tempat rekreasi,
bioskop, bahkan dunia Pendidikan pun tak luput dari penghentian sementara itu.
Hal tersebut mengisyaratkan bahwa kita sedang
menghadapi sesuatu yang bahkan dunia Pendidikan pun harus mengalah. Bidang
paling penting dalam membentuk manusia masa depan, bidang yang membuat anak
bangsa bisa jadi presiden, tentara, arsitek, ahli teknologi dan banyak profesi
lainnya.
Sebagai pendidik kita dituntut keadaan, dipaksa harus
menyesuaikan beragam pola pembelajaran yang awalnya cocok untuk dengan
interaksi antar siswa dalam kelas, menjadi hanya sebatas tatap maya. Ada banyak
yang harus disesuaikan. Tidak ada interaksi fisik yang bisa dilakukan, tidak
bisa berolahragama bersama, berbagi cemilan saat istirahat, atau sebatas canda
tawa disela-sela jam belajar.
Tidak ada praktek yang bisa dilihat dan dilaksanakan
langsung oleh siswa. Semua hanya bisa mereka lihat di gawai nya masing-masing.
Begitulah yang terjadi di tiga bulan awal belajar dari rumah tahun kemarin.
Karena semua rencana sudah dirancang kita sebagai pendidik belum siap untuk
melakukan penyesuaian di awal-awalnya.
Seiring berjalannya waktu, saya sebagai pendidik
menemukan beragam cara agar siswa tetap menantikan pertemuan tatap muka tiap
harinya. Apalagi saya mengajar di kelas 2 SD selama 2 tahun masa pandemi saya
memutar otak agar siswa tidak bosan atau mengantuk. Mulai dari membuat media
pembelajaran yang menarik, menyelipkan permainan edukasi (misal quiziz,
worldwall, kahoot), ice breaking saat pembelajaran atau sebatas
pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang keseharian untuk memancing perhatian
mereka.
Kita paham bahwa saat pembelajaran tatap muka pun,
tidak semua materi bisa disampaikan di dalam ruang kelas. Saat materi tentang
hewan dan tanaman misalnya, kita perlu berjumpa langsung dengan tanaman atau
hewan yang dipelajari. Saat pandemi hal tersebut bisa disiasati dengan
melakukan pemantauan langsung oleh guru dan dilihat oleh siswa melalui gawai
nya masing-masing, tidak maksimal memang tapi paling tidak mereka bisa melihat
guru berinteraksi secara langsung.
Saat materi bernyanyi saya bisa melaksanakan pentas
mini saat tatap muka, tapi saat tatap maya saya bisa meminta siswa bernyanyi
bersama di aplikasi video conference seperti zoom. Ada yang berperan
memainkan alat musik perkusi yang ada di rumah, ada yang sebagai suara satu,
suara dua dan sebagainya. Seolah kami sedang melakukan konser mini di kelas.
Saat materi tentang uang jika tatap muka mungkin saya
bisa membuat semacam pasar kelas, tapi dengan tatap maya saya bisa mengarahkan
siswa untuk berjualan secara daring. Memberi pengalaman mereka menjawab
pertanyaan calon pembeli, membuat video atau foto promosi, dan melakukan
pengiriman. Menjadikan materi tersebut bisa terintegrasi dengan materi pembelajaran
lain.
Untuk mengurangi kebosanan belajar dari rumah, saya
selingi dengan meminta bantuan orang tua siswa untuk berbagi pengalaman
mengenai profesi nya kepada anak-anak. Memberi gambaran pada siswa akan dunia
kerja nanti, dan sebagai rujukan cita-cita mereka kelak.
Dicky Renaldy,
Bekasi, 24 November 2021
Sehari menuju Hari Guru Nasional.
2 kicauan
Write kicauanHalo, Bang Dicky! Wuiihh, hebatt masi apdet! :D Jadi guru SD kelas 2, keren euyy. SUlit banget pasti ngatur anak2nya :') harus bsa mkir cepat dan siasat biar anaknya gak bosen yaa. Aapalagi pas tetiba jd pembelajaran online yaa, biarpun gak maksimal tp tetep diusahakan biar maksimal. Keren sih, apalagi sistem belanja online tsb.. anak kelas 2 SD.. Wahh, gue belajar belanja online aja SMA wkwk. Jaman sudah berubaahh~ Mangatt trs jd pengajar, Bang! Smga ilmu mu bermanfaat bagi anak2 penerus bangsa supaya lebih maju dan kreatif:D
ReplyHAI LUULUUUUUU LONG TIME NO SEE YOU IN PERSON..
ReplyBagaimana kabarmu?
iya bisa dibilang mereka dapet dapet online disaat mereka butuh butuhnya interaksi sama temen. Apalagi mereka bertemu sama temen dan belajar yang sesungguhnya malah saat TK.
agak kasian si, cuma ya mau gimana? Kita enggak bisa nolak, kan?
Bismillah mesti kreatif memang di kondisi ini.
Komentar tanpa moderasi tapi saya akan perhatikan setiap komentar.
I Love your comment EmoticonEmoticon